Wednesday, June 22, 2011

Fenomena Mencari Jodoh Lewat Internet (Ga salah kok..)





        Michael J. Rosenfeld, sosiolog Stanford University, baru-baru ini memublikasikan penelitiannya di AS: internet menempati urutan ketiga sebagai media terpopuler untuk mencari pasangan hidup. Di lndonesia, kita memang masih kekurangan data penelitian semacam ini. Tapi dari riuhnya media sosial di internet, kita bisa menduga duga, masyarakat Indonesia juga menuju ke arah sana.







         Lesna Purnawan, pemuda asal Wonogiri, Jawa Tengah, masih berusia 22 tahun saat ia berkenalan lewat Facebook dengan Anie Pujiyati. Kebetulan keduanya berasal dari Wonogiri. Anie lulusan sebuah perguruan tinggi di Bogor, Lesna menempuh kuliah di Bekasi. Saat itu Lesna tinggal di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, sementara Anie di Semarang.Awalnya perkenalan mereka cuma sebatas friend biasa. Sama seperti status kawan-kawan Lesna lainnya yang jumlahnya di atas dua ribu. Sekalipun bukan pecandu Facebook, Lesna ukup rajin menjalin perkawanan dunia maya. Banyak di antara kawan dunia maya itu kemudian menjadi kawan dunia nyata.

menikah karena facebook
        Suatu kali di bulan November 2009, Lesna berkunjung ke rumah neneknya di Semarang. Saat itu ia masih berstatus anggota IJO LUMUT (Ikatan Jomblo Lucu dan Imut). Tiba di Semarang, ia mengisi status, “@ Semarang"Anie, yang saat itu masih dianggap hanya “seseorang” oleh Lesna. mengomentari statusnya, “Silakan mampir".
      Itu adalah komentar pertama  Anie di dinding Facebook Lesna.Setelah komentar ini, mereka saling berkirim pesan lewat inbox pribadi dan saling bertukar nomor telepon.  Selanjutnya bisa diduga,mereka mengatur rencana kopi darat. Prosesnya cepat sekali.Mereka saling berkomentar di Facebook pada Jumat malam, dan Sabtu paginya mereka sudah bertemu. Tempatnya disepakati, Java Mall. Di sana mereka mengobrol ngalor-ngidul layaknya dua orang yang baru kenal.

         Rupanya pertemuan pertama itu cukup membuat Lesna maupun Anie berkesimpulan bahwa keduanya cocok satu sama lain. Sejak itu mereka berkomunikasi lebih intens. Yang sungguh di luar kebiasaan adalah cepatnya perubahan status keduanya setelah pertemuan itu. Dua minggu kemudian, Lesna kembali lagi ke Semarang untuk menemui Anie. Lalu kedunya pergi ke Wonogiri, ke rumah orangtua Anie. Tidak main-main, Lesna langsung melamar Anie. Tidak sampai tiga bulan kemudian, di bulan Januari 2010, mereka menikah.

      Semua proses berlangsung kilat. Lesna mengaku tak butuh terlalu banyak pertimbangan untuk pergi ke Kantor Urusan Agama. “Dia orang baik dan pinter. Kami juga sama-sama dari Wonogiri. Enaknya, kalau pulang kampung kan searah, tidak repot,” katanya seraya tertawa.

cari jodoh lewat facebook      Dia sama sekali tidak khawatir salah pilih seperti membeli kucing di dalam karung. Dengan santai ia mengatakan bahwa perempuan bernama Anie itu bukanlah kucing dan Facebook bukanlah karung. Ini hanya masalah cara. Sama seperti cara sebagian orang memilih mencari pasangan lewat perkawanan di dunia kerja atau kuliah.

     Bagi Lesna, medapat jodoh hanya salah satu bonus yang ia peroleh dari Facebook. Lesna sudah biasa mencari kawan bahkan proyek-proyek pekerjaan lewat Facebook. Sekarang usia pernikahan sudah setahun lebih. Mereka juga sudah dikarunia satu orang anak laki-laki.

Sumber :  Majalah Intisari No.574, Maret 2011

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Artikel Acak